Biaya Total Kepemilikan: Memperhitungkan Harga Dan Kinerja Antara Handphone Dan PC Untuk Gaming

Biaya Total Kepemilikan: Handphone vs PC untuk Gaming, Mana yang Lebih Hemat?

Kalau lo seorang pencinta game, pasti lo udah nggak asing lagi sama handphone gaming dan PC gaming. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi yang paling ngaruh buat lo pasti biayanya. Supaya nggak bingung, kita bahas yuk biaya total kepemilikan alias TCO (Total Cost of Ownership) dari kedua perangkat ini.

Harga Pembelian

Saat beli handphone atau PC gaming, harga jadi faktor pertama yang dipertimbangkan. Handphone gaming umumnya lebih murah daripada PC gaming. Harganya berkisar antara Rp 2-10 jutaan, tergantung spesifikasi dan brand. Sementara itu, PC gaming sendiri dibanderol dengan harga yang lebih tinggi, yaitu sekitar Rp 5-50 jutaan.

Biaya Perawatan

Setelah beli, jangan lupa biaya perawatannya. Untuk handphone gaming, lo nggak perlu khawatir sama biaya perawatan yang ribet. Cukup rawat seperti handphone biasa, yaitu dibersihkan dan diperbarui sistem operasinya secara berkala. Biaya perawatan ini bisa dibilang nggak seberapa, di bawah Rp 1 juta per tahun.

Nah, beda cerita sama PC gaming. Perangkat ini punya komponen yang lebih banyak dan rentan rusak, terutama kalau lo sering ngegame dalam waktu lama. Lo perlu melakukan perawatan seperti membersihkan debu, mengganti pasta thermal, dan bahkan upgrade komponen. Biaya perawatan untuk PC gaming bisa mencapai Rp 2-5 juta per tahun, tergantung seberapa sering lo main game dan intensitas game yang lo mainkan.

Biaya Langganan

Kalau lo main game online, lo pasti butuh langganan internet. Biaya langganan ini sama aja buat handphone gaming dan PC gaming, yaitu sekitar Rp 1-3 juta per tahun. Namun, kalau lo pakai handphone gaming, lo mungkin juga perlu membeli langganan layanan game tertentu, seperti cloud gaming atau pass game. Biaya tambahan ini bisa mencapai Rp 500 ribu-2 juta per tahun.

Biaya Aksesoris

Main game nggak lengkap kalau nggak pake aksesoris, seperti headset, keyboard, dan mouse. Untuk handphone gaming, lo cukup pakai aksesoris yang biasanya lo pakai buat handphone biasa, seperti powerbank atau earphone. Biayanya pun relatif murah, sekitar Rp 500 ribu-2 juta per tahun.

Berbeda dengan PC gaming, yang membutuhkan aksesoris yang lebih banyak dan mahal. Lo perlu beli headset, keyboard, mouse, dan mungkin juga peripheral lain seperti webcam atau capture card. Biaya aksesoris untuk PC gaming bisa mencapai Rp 2-5 juta per tahun, tergantung jenis dan kualitas aksesoris yang lo pilih.

Harga Jual Kembali

Setelah lo selesai pakai handphone atau PC gaming, lo mungkin mau jual lagi buat upgrade. Di sinilah nilai jual kembali menjadi penting. Umumnya, handphone gaming punya nilai jual kembali yang lebih rendah daripada PC gaming. Hal ini karena handphone lebih cepat ketinggalan zaman dan teknologi yang digunakannya lebih cepat usang. Dengan asumsi penggunaan selama 3 tahun, nilai jual kembali handphone gaming hanya sekitar 30-50% dari harga beli, sedangkan PC gaming bisa mencapai 50-70%.

Kesimpulan

Setelah menghitung semua biaya di atas, kita bisa menyimpulkan:

  • Biaya total kepemilikan handphone gaming selama 3 tahun sekitar Rp 4-15 juta
  • Biaya total kepemilikan PC gaming selama 3 tahun sekitar Rp 12-25 juta

Jadi, mana yang lebih hemat?

Jika lo cuma main game kasual atau nggak terlalu sering ngegame, handphone gaming bisa jadi pilihan yang lebih hemat. Harganya lebih murah, perawatannya lebih mudah, dan aksesorisnya juga lebih terjangkau.

Namun, kalau lo seorang gamer hardcore yang sering main game berat dan butuh kinerja tinggi, PC gaming adalah pilihan yang lebih tepat. Meski harga dan biaya perawatannya lebih mahal, tapi performa dan pengalaman gaming yang ditawarkan jauh lebih unggul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *